Nur Fadhilah
Pernikahan dalam al Qur’an dijelaskan dengan dua istilah, al
nikah (menyatu) dan al zawaj (keberpasangan). Kedua kata ini mempunyai
implikasi pada keabsahan ijab qabul sebagai pondasi sebuah pernikahan. Pernikahan
adalah penyatuan 2 sosok yang berbeda namun berpasangan. Begitu akad diucapkan,
babak baru kehidupan dimulai. Seperti kapal yang lepas sandar dari dermaga dan
mulai berlayar ke tempat tujuan. Suami istri bagaikan kru kapal yang harus bahu
membahu dan bekerjasama untuk menjamin kapal sampai di pemberhentian terakhir.
Tujuan pernikahan adalah sakinah. Keluarga yang dihiasi
dengan ketenangan, kebahagiaan, dan keharmonisan. Keluarga sakinah tidak akan
terealisasi tanpa peran seluruh anggota keluarga. Ayah, ibu, dan anak menjalankan
perannya masing-masing untuk mencapai keluarga sakinah. Sikkiin yang berarti
pisau berasal dari akar kata yang sama dengan sakinah. Pisau yang digunakan
untuk menyembelih hewan akan membuat hewan menjadi tenang setelah menggelepar.
Pernikahan diharapkan dapat memberikan ketenangan pada jiwa yang sebelumnya
mengalami kegalauan, kegelisahan, dan kebimbangan. Maskan yang berarti
tempat tinggal juga mempunyai akar kata yang sama dengan sakinah. Setiap
anggota keluarga seharusnya merasa tenang dan bahagia ketika di dalam rumah. Physical
distancing dan work from home selama pandemi Covid-19 adalah ujian bagi setiap
anggota keluarga untuk melakukan semua aktivitas di rumah dengan penuh ketenangan
dan kebahagiaan.
Sakinah sebagai tujuan pernikahan ditopang oleh mawaddah dan
rahmah. Al Qur’an menggunakan istilah mawaddah bukan mahabbah pada ayat tentang
sakinah. Menurut Pof. Quraish Shihab dalam Wawasan al Qur’an, mawaddah secara
bahasa berarti kelapangan, kelapangan dada dari kehendak buruk. Jika mahabbah
adalah cinta, mawaddah adalah cinta plus. Cinta disertai penerimaan terhadap
kekurangan dan kelemahan pasangan dengan lapang hati.
Elemen yang kedua adalah rahmah. Rahmah adalah perasaan
pedih dan sedih karena melihat ketidakberdayaan pasangan, sehingga berusaha
untuk mencari jalan keluar atas kondisi pasangan. Rahmah mendorong suami istri
untuk saling melengkapi kekurangan satu sama lain. Perumpamaan istri sebagai
pakaian suami, begitu juga sebaliknya suami adalah pakaian istri menggambarkan
betapa pernikahan adalah hubungan kemitraan dan kesalingan. Suami istri saling
melengkapi dan saling membutuhkan. Mawaddah dan rahmah harus diperjuangkan oleh
masing-masing pasangan.
Pemahaman tentang tujuan pernikahan menurut Prof. Khoiruddin
Nasution pada sebuah webinar, adalah upaya rasional dan usaha saintifik untuk
mewujudkan keluarga sakinah. Lebih dari itu, ada energi spiritual yang
diperlukan untuk mencapai ketenangan dalam keluarga. Energi itu adalah sedekah.
Segala bentuk kebaikan adalah sedekah. Sedekah tidak perlu
menunggu waktu gajian. Menyingkirkan batu, paku, atau halangan di jalan adalah
sedekah. Simbok penjual jajanan pasar viral gegara sedekah setetes gula merah
kepada semut selama 20 tahun. Saya teringat cerita Prof. Imam Suprayogo tentang
semut yang mendemo beliau. Malam itu, sepulang dari masjid menunaikan sholat
berjamaah, Prof. Imam dikejutkan dengan barisan semut yang memenuhi dinding ruang
tengah. Bukan mengambil penyemprot serangga atau berusaha membersihkan
kerumunan semut yang beliau lakukan. Prof. Imam justru menyampaikan permohonan
maaf atas kelalaian beliau tidak memberikan sedekah kepada semut. Tidak berselang
lama, semut pun membubarkan diri dari demonya. Ternyata setiap hari Prof. Imam
mempunyai kebiasaan menaburkan gula sekitar 1 kilogram di sekitar rumah dengan
niat sedekah kepada semut. Karena kesibukan dan padatnya jadwal, Prof. Imam
sempat melupakan kebiasaan itu. Dengan modal 1 kilogram gula, sudah berapa ekor
semut yang mendoakan kita, kata Prof. Imam di akhir ceritanya.
Sakinah bisa dicapai dengan sebuah proses tidak bisa instan,
harus diusahakan dan diperjuangkan oleh semua anggota keluarga. Pernikahan bertahun-tahun,
bahkan puluhan tahun bisa bisa berakhir dengan perceraian. Sedekah adalah satu
cara untuk menguatkan tali temali jalinan pernikahan untuk menuju sakinah.
Malang, 7 Juli 2020
18 Comments
Terimakasih Bu atas ilmunya, semoga suatu saat nanti bisa menjadi keluarga sakinah, Aamiin😄
ReplyDeleteJika berkenan mampir ke tulisan saya Bu 😅
Aamiin ya Rabb. Siap bertamu Inama😃
DeleteTerimakasih atas ilmunya bu,
ReplyDeleteSemoga keluarga saya sakinah, mawadah warohmah. Aamiin
Aamiin ya Rabb. Selamat berkolaborasi dengan pasangan menuju sakinah
DeleteTerimakasih atas ilmunya bu,
ReplyDeleteSemoga keluarga saya sakinah, mawadah warohmah. Aamiin
MasyaaAallah ustadzah. Terimakasih sangat manfaah tulisan meniko. Baarakallaah ustadzah...
ReplyDeleteSama-sama Lilis. Sudah ketemu dengannya?😃
DeleteJazaakillah khoir ustadzah
ReplyDeleteAamiin ya Rabb
DeleteLuar biasa, sangat bermanfaat. Semoga kita semua senantiasa diberikan keberkahan dan keluarga yang sakinah. Amin..
ReplyDeleteAamiin ya Rabb. Terimakasih.
Deletegood... semoga bermanfaat dan barokah bu...
ReplyDeleteMaasyallah... Good job mbakkuu
ReplyDeleteTerimakasih komentarnya deeekkk
DeleteAamiin. Doa yang sama untuk pembaca.
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteAssalamualaikum ibu Nur Fadhillah...entah berapa kali saya membaca artikel ibu ini saat ada seorang profesor bersedekah dengan semut hehe saya sangat suka ceritanya. yang hanya bisa saya ucapkan adalah terimakasih banyak atas bimbingan dan juga ilmunya ibu, semoga menjadi ladang pahala bagi njenengan dan barokah. Aamiin...
ReplyDeleteAamiin ya Rabb. Semoga kita semua bisa istiqamah untuk bersedekah
Delete